Hari minggu tgl 25 Oktober 2009, setelah kopdar dengan para blogger di Pesta Blogger 2009, saya diundang untuk sharing tentang blog dan creative writing di Pusat Perfilman Haji Umar Ismail. Saya ngebahas tentang How to be a Cool Blogger. Materinya sebenernya pengen dishare di sini tapi kok susah banget uploadnya ya (hampir 20 MB). Event ini diselenggarakan oleh para Multipliers yang punya nama Pena Lectura (salah satunya Gita) dan didukung oleh Lingkar Pena Publishing House serta Halaman Moeka Publishing House.
Bicara blog yang bagus, pasti nggak lepas dari content atau isi blog-nya itu sendiri. Mau dibawa kemana blog kita? Ya itu sangat tergantung dengan passion yang ada di diri kita. Misalnya saya sukanya jalan-jalan, nggak mungkin saya nulis di blog saya tentang geologi. 😀 Passion sangat kita butuhkan untuk menambah semangat dan ke-konsisten-an kita dalam ngeblog. Banyak loh yang blog-nya terlantar karena pemiliknya lagi ‘nggak mood’ atau nggak semangat 😀
Tapi saya juga pernah kok ngeblog tentang financial, gosip artis mancanegara dan tentang pernak pernik perkawinan. Tapi itu murni untuk kebutuhan pekerjaan. Contentnya mudah didapatkan melalui riset di Google. Tinggal gimana kita mengemasnya kembali 🙂
Nah, karena passion saya udah keliatan yaitu di bidang buku, travelling, fotografi, makan, dll, jadinya blog saya pun mulai pecah menjadi blog lain sesuai dengan kategori yang saya ingin tulis. Tapi Salsabeela.com tetap menjadi rumah bagi kesemua blog saya. Di sinilah ‘pusat kehidupan online’ saya. Jadi meskipun pemiliknya sibuk Twitteran atau Facebook-an, rumah ini masih selalu siap menerima tamu hihi 😛
Ok content sesuai dengan passion kita udah punya, sekarang tinggal strategi agar pengunjung yang membaca blog kita lebih optimal, nggak cuma teman kita yang itu-itu aja, namun juga pengunjung-pengunjung yang ‘nyasar’ dari Google. Ini yang dinamakan Search Engine Optimization (SEO).
Untuk itu kita bisa menggunakan Google Insights for Search. Minggu lalu saat pencarian, di daerah Jakarta sedang ngetrend pencarian tentang keyword berikut: UFO, Jakarta, Calon Menteri, Kabinet SBY
Pada saat latihan, saya meminta teman-teman peserta workshop untuk menuliskan blog post yang menceritakan sebuah gambar yang saya sediakan serta mengandung keywords di atas. Hasilnya beragam. Semuanya bagus-bagus, and I’m not being nice here. Bener-bener bagus 🙂 Yang menurut saya paling bagus adalah milik Mbak Dian Mardi karena mengambil sudut pandang yang nggak biasa. Check it out:
Harapan pada Celah Pagar Calon Menteri
Saya tidak pernah menghitung, berapa langkah yang sudah saya kumpulkan untuk menelusuri panjangnya jalan di Jakarta ini. Saya memang tidak pernah berniat untuk itu. Lelah. Saya sudah terlalu melongok setiap celah pagar rumah-rumah berpagar tinggi, berharap pemiliknya sedang ingin mengurangi tumpukan barang bekasnya di gudang mereka, yang mungkin lebih luas dari kamar kontrakan saya.
Sering saya membayangkan, kira-kira apa pekerjaan orang-orang yang rumahnya berpagar tinggi yang sering saya intip-intip ini. Dari barang-barang bekasnya, dari luas garasinya, bahkan dari tanaman yang tumbuh di halaman rumahnya. Mungkin saja dia calon menteri di kabinet SBY.
Gerobak dan kaki ini satu-satunya kendaraan saya. Jangan bayangkan kecepatannya seperti UFO. Bahan bakarnya saja hanya singkong goreng dan air. Tapi dari langkah saya dan gerobak ini saya menguntai harap, semoga pemilik lapak mau membeli barang-barang bekas yang saya beli hari ini.
Workshop selanjutnya dilanjutkan oleh Imazahra my Multiply pal, penulis buku Long Distance Love, yang sangat ceria dan bersemangat membahas Creative Writing in Non-Fiction. Many thanks buat panitia yang hangat dan baik banget, serta thanks buat buku-buku dari Lingkar Pena Publishing House, pasti saya review nanti. Let’s meet again sometime ^^
Semua foto workshop ini diambil oleh my mom-in-law alias ibu mertua. Begitu denger kata ibu mertua, biasanya langsung pada keringet dingin and rasanya langsung masuk angin. Makanya pas nyokap datang sambil bawa kamera dan dengan setia menemani, teman-teman di workshop pada heran. Kok akur sih? Kok anak-anaknya dibiarin bisnis nggak jelas bu? Hehe
Komentar suami pas diceritain kejadian itu: Kayaknya pada kebanyakan nonton sinetron deh. 😀
Well, mungkin karena sekarang jaman udah maju and komunikasi lebih lancar. Papa, Mama, Papa mertua, dan Mama mertua semua punya Facebook, Blog dan Twitter. Sehingga bisa kontrol anaknya dengan cara yang modern alias 2.0. Kalo lihat dari Facebook anaknya beraktivitas dengan baik dan bahagia, orang tua mana yang nggak senang dan lega hatinya. Dengan begitu, nggak perlu cerewet lagi atau banyak kritik yang bikin anak jadi bete, trus juga jadi nggak perlu berprasangka karena fakta sudah terdisplay dengan baik via update status 😀 Cukup sekali-sekali komentar di Wall Facebook anaknya aja untuk mensupport anaknya. Bukan begitu, Moms and Dads? 😀
Baca komentar Gita (sang panitia workshop) tentang mam (ibu mertua) ku
More update on our marriage life bisa dilihat di blog yang ini.
Artikel terkait event:
http://lovusa.multiply.com/journal/item/206
http://kesabaran.multiply.com/journal/item/279
http://natayacr.multiply.com/journal/item/37
http://dianmardi.multiply.com/journal/item/268
Leave a Reply