Domain Expired
Batuk saya dari tadi nggak berhenti juga, tapi tetep jari-jari saya dengan tekun mengetikkan kata-kata complain tertahan yang dibuat sesopan-sopannya kepada seorang customer service. Apa pasal? Mungkin seperti yang sudah diketahui oleh beberapa teman yang mengakses blog ini, domain salsabeela.com sempat mati karena habis masa tayangnya. Ini tentu saja membuat saya yang baru pulang dari Trip Jogja-Bantul-Semarang-Pemalang, menjadi terkaget-kaget. KOK BISA?
Saya tidak merasa mendapatkan notifikasi sama sekali tentang renewal domain. Dengan geregetan, saya login ke registrar dan mencoba melakukan proses renewal, tapi nggak bisa. Tidak ada decent information tentang harus transfer kemana biaya renewalnya, dll. Saya kirim email ke mereka juga tidak dibalas. Saya kirim email ke enom, jawabnya hanya minta saya menghubungi registrar. Hfff. Setelah putus asa, segera saya SMS teman yang mendaftarkan domain ini. Tidak ada jawaban juga. Saya telepon. Ok, katanya dia akan mengecek… 2 hari lagi.
Ok pasrah deh, 2 hari kemudian saya tunggu. Karena pagi-pagi belum ada perkembangan berarti, saya akhirnya memutuskan untuk coba menghubungi sendiri management dari registrar yang katanya adalah Ardhosting.com. Ternyata benar, intdomreg itu adalah bagian dari Ardhosting. Bicara dengan bagian customer service, kemudian ke bagian billing, bayar dengan klikbca, dan dalam 3 jam, salsabeela.com sudah nyala kembali. Alhamdulillah, cukup lega.
Menurut customer servicenya, notification tentang expirednya salsabeela.com ini terkirim, namun terkirimnya itu ke email temen saya. Dan teman saya tidak menyampaikannya kepada saya. Wah… ruwet deh.
Well, yang penting udah nyala kembali blog tercinta. Meskipun rencana nulis trip liburan kemarin jadi tertunda bahkan terancam batal karena saya kehilangan mood 😛
Jogjakarta
Alhamdulillah ada libur lumayan panjang, yang saya tambah lagi kepanjangannya dengan mengambil cuti 2 hari. Sebenernya agak nggak tega ninggalin kantor karena ada project yang sebentar lagi due, tapi secara udah diniatin dari bulan lalu karena ada temen yang mau merit di Solo, ya udah berangkat aja.
Saya dan Goldy naik kereta Taksaka 2 menuju Jogja. Naik kereta biar irit (hanya Rp 180.000) dan toh ditinggal tidur juga tau-tau nyampe. Err… ternyata kenyataannya tidak demikian. Entah apa yang terjadi, rel anjlok or sumthing, kereta kita tertahan hingga 5 jam in the middle of nowhere.
Gara-gara bosan menunggu, orang-orang malah pada turun dan meregangkan badan, termasuk si Goldy yang malah sibuk hunting foto.
Pas sampai di Stasiun Jogjakarta, sudah ditunggu sama keluarganya Goldy yang juga jadi terdampar dan tiduran di emper stasiun untuk nungguin kita berdua huahehe. Kasian.
Well, anyway sudah sampai Jogja. Selalu kalau turun di stasiun ini jadi bernostalgia. Gimana gue pas jaman kuliah naik kereta bisnis tanpa AC dari Jakarta – Jogja sendirian, sampai muka kadang item karena debu, minyak, dan asep hehe.
Main purpose ke Jogja adalah untuk menghadiri tahlilan satu tahun eyangnya Goldy di Bantul.
Kemudian habis itu sih nggak ada tujuan lain kecuali jalan-jalan.
Trans Jogja
Yang bikin kaget ternyata di Jogja ada Trans Jogja. Ya gaya-gayanya mirip busway-nya Jakarta. Tapi bedanya, disini jalan-jalannya nggak dibatesin seperti di Jakarta. Kalo dibatesin ya nggak ngerti deh gimana eheheh orang jalan di Jogja rata-rata hanya muat satu mobil :p
Batik
Batik lagi IN di Jakarta, so, gue habiskan waktu untuk cari baju batik yang lucu di Mirota 🙂
Bakmi Mbah Mo
Di Bantul, tiba-tiba mobil masuk mblusuk ke sebuah jalan pedesaan yang gelap dan sepi serta berliku. Ternyata di ujungnya terdapat keramaian yang mengherankan. Tempat parkir ramai kayak di Mal. Ternyata, itulah, Bakmi Mbah Mo dari desa Code yang terkenal.
Saya pesan mie goreng. Pas pesanannya datang, mie goreng itu warnanya nggak coklat tapi tetep kuning seperti direbus. Kemudian campurannya adalah telur. Tapi herannya kok mie itu nggak berminyak sama sekali. Dimakan nikmat sekali.
Pantes pada ketagihan.
Semarang
Puas di Jogja dan Bantul, kita headed ke kampung halaman Goldy di Semarang. Nggak sempet kemana-mana juga sih, tapi jadi tau tempat makan seafood yang lumayan enak. Gama nama restorannya. Restoran ini menggunakan rumah jaman belanda yang besar, luas dan intimidating hehe. Makan kepiting dan kerang hijau, ternyata baru sadar kalo ada menu King Crab yang segede bagong. Jadi ngiler.
Pemalang
Di Pemalang, langsung headed ke daerah Mesjid Agung yang bersebelahan dengan makam eyangnya Goldy yang lain. Nyekar di situ beberapa saat. Setelah itu duduk-duduk di pinggir jalan makan es krim 😀 Ini pertama kali saya ke Pemalang, juga waktu melewati Pekalongan. Sempat pengen berhenti untuk lihat-lihat batik. But… ya udah lah lain kali aja 😀
Solo (not)
Rencana sih mau ke Solo untuk menghadiri perkawinan teman. Tapi ternyata takdir mengatakan lain. Hari senin yang seharusnya saya masih cuti, ternyata ada 3 meeting penting yang tiba-tiba dischedulekan hari itu. Yo wis, saya harus pulang ke Jakarta. Masalahnya, ticket luar biasa sulit. Yang ada malah hari sabtu, waktu dimana saya seharusnya ke Solo.
Ya sudahlah, saya doakan perkawinan Okti & Khaidar penuh berkah dan terjaga berkahnya hingga akhir hayat. Amin.
The Important News
Kepulangan saya ke Jakarta, ternyata membawa berita baik untuk keluarga. Alhamdulillah, sepertinya ada satu impian saya bisa terkabul tahun ini. Doain ya, amin amin amin 🙂
Sakit Flu
Pulang ke Jakarta langsung kerja keras, meeting sana sini dan sampe lembur juga. Tapi emang beda ya kalo buat bisnis sendiri. Nggak terasa tuh capek-capek di badan. Baru pagi tadi saya nggak bisa gerak dari tempat tidur. Badan sakit semua and demam.
Tapi ya teteup deh namanya pegang laptop, kerja, ngeblog haha. The good thing about me being sick adalah, biasanya gue malah nemu mood yang tepat untuk baca. Dan buku yang kelar gue baca adalah Titiek Puspa: A Legendary Diva. Biografi karya Alberthiene Endah ini bener-bener membius gue untuk terus baca sampai selesai. Bayangkan, itu 300 halaman lebih loh. Bravo!
Jadi ngerti deh gimana dulu Titiek Puspa adalah anak yang sakit-sakitan, sampai sebuah keajaiban meluruhkan seluruh sakitnya. Trus kemiskinan yang membuatnya bisa makan kulit pisang, kepala ikan yang udah jatuh, dll. Gimana proses tak sengaja yang membuatnya menemukan nama ‘Titiek Puspa’. Trus gimana kisah -kisah cintanya yang menyayat hati. Trus Mus Mualim, suami terakhirnya, yang dua kali mengkhianati cintanya yang menginspirasi kelahiran lagu ‘Cinta’ (waduh, wanita kayak Titiek Puspa apa kurangnya ya… dasar laki-laki…). And many more deh.
Ada yang kurang sih, kok nggak ada tips lengkap biar cantik dan awet muda kayak gitu ya hehehe is it genetic??
Sampai sekarang gue belum denger kabar buku itu keluar dari Gramedia Pustaka Utama. I don’t know. Mungkin mereka lagi siap-siap. Yang jelas kemarin dapat buku ini for free di acara launching bukunya.
I will let you know kalo udah available ya 🙂
Leave a Reply