Saya sedang makan siang bersama anak asuh saya yang berusia 17 tahun, saat ia mengecek Facebook-nya melalui laptop. Karena penasaran, saya kemudian berdiri di belakangnya untuk melihat bagaimana sebenarnya timeline seorang anak berusia 17 tahun. Apakah sama atau berbeda dengan timeline saya yang isinya kurang lebih teman-teman yang berbagi foto liburan, artikel bisnis, quote inspirasi, dan lainnya.
Betapa terkejutnya saya saat melihat gambar pergelangan tangan yang berdarah-darah karena sudah disilet oleh pemiliknya sendiri dan di-upload ke Facebook. Beberapa likes dan komentar berdatangan menanyakan kenapa ia sampai menyilet pergelangan tangannya sendiri. Ia menjawab kalau ia baru putus dari perempuan kekasih hatinya. Ya, betul, si pengupload foto masih sempat membalas komen tersebut.
Karena terkejut, saya langsung mengambil alih laptop dan scrolling Facebook timeline milik anak asuh saya. Ternyata status-status update dari temannya yang lain nggak kalah menyayat hati. Kebanyakan galau karena masalah cinta. Ada juga yang marah dan memaki-maki gurunya di sekolah. Astaga. Apakah ini potret anak muda kita?
Saat perjalanan dinas saya ke Kupang untuk memberikan workshop menulis kepada anak muda di sana, rombongan kami melewati sebuah jembatan dengan sungai yang mengalir jauh di bawahnya. Dengan santai, sopir kami berkata, “Di sini sering jadi tempat bunuh diri anak muda Kupang saat patah hati, bu. Lagi trend.” Tentu saja saya shock berat, karena pria Kupang terkenal kokoh dan keras dari luar. Saya sempat tinggal di Kupang selama 3 tahun pada saat SMP, dan yang saya ingat pria Kupang jiwanya tidak seperti yang saya dengar baru-baru ini. Apa yang berubah?
Berbicara di forum-forum anak muda, banyak sekali saya lihat mereka tidak percaya diri dengan kemampuannya. Sudah menulis buku hingga selesai, tapi malu untuk mengirimkan naskahnya. Putus asa dan hilang semangat hidup saat orang tua melarangnya melakukan hal yang ia sukai atau inginkan. Apa yang terjadi pada daya juang anak muda Indonesia?
Setiap buku yang saya tulis selalu saya mulai dengan pertanyaan, “Kenapa saya ingin menulis buku ini?” dan buku The Power in You saya selesaikan dalam 2 bulan untuk menjawab, “Karena saya ingin 100 juta generasi muda Indonesia mengetahui potensi dirinya, dan menjadi lebih kuat serta berprestasi karenanya.”
Saya sharing di buku ini bagaimana saya membangun diri saya, dari seorang anak yang pemalu hingga menjadi penulis, pebisnis, dan international speaker seperti sekarang ini. Saya anak yang lahir dan dibesarkan di 5 kota di Indonesia, mengenyam pendidikan yang Indonesia banget alias sekolah negeri, hingga saya memulai dengan sama seperti anak muda pada umumnya: dari nol.
Saya juga sharing pengalaman saya selama saya mengikuti pelatihan dan seminar di berbagai belahan dunia, khususnya pengalaman saya yang paling mencerahkan saat saya belajar bisnis di Amerika Serikat selama 3 minggu.
Yang membuat buku ini spesial buat saya adalah karena setiap selesai membaca beberapa bab, ada latihan yang bisa ditulis dan diikuti untuk mengetahui lebih dalam tentang diri kita sendiri. Dijamin kamu akan terinspirasi untuk berkarya dan lebih kuat serta percaya diri!
Beli The Power in You di toko-toko buku favorite kalian, ada juga di Kutukutubuku.com diskon 15% 😀
Alhamdulillah The Power in You sudah meraih dan menginspirasi banyak orang, ikuti percakapannya di twitter dengan hashtag #ThePowerinYou dan berikut testimoni dari pembaca:
Cerita dari Mbak Ainun Chomsun @pasarsapi – Founder Akademi Berbagi, yang membeli buku The Power in You untuk para volunteer Akademi Berbagi
Ibu Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, merekomendasikan buku The Power in You pada pertemuan Eisenhower Fellowships Women’s Leader program di Jakarta
THX! “@salsabeela: Beyond happy speaking for YOTCA ambassadors about #ThePowerinYou -thanks @BillyBoen @BungaMega <3 pic.twitter.com/BbWb6tEmFB”
— BILLY BOEN (@BillyBoen) September 28, 2014
Wajib dibaca! @salsabeela bongkar abis gmn dia bisa jd pengusaha, penulis n pembicara intrnational! #thepowerinyou pic.twitter.com/qx4tfSLP8D — infokuliah.com (@infokuliahID) October 2, 2014
Whoa keren! RT @stevenpolapa: nongkrong bareng @eng_ing_eng_ sambil membahas isi bukunya Ollie ttg #ThePowerInYou pic.twitter.com/pk0fjhvvl0
— Ollie Salsabeela.com (@salsabeela) October 1, 2014
buku ini sangat memotivasi saya! #ThePowerInYou terimakasih kak Ollie! 🙂 @salsabeela pic.twitter.com/W7LRXkCD4b — Indah (@inxxah) August 21, 2014
Baca review The Power in You dari @inxxah di blog-nya
An ace day in Amsterdam. I am taking a break from my studies, reading @salsabeela‘s awakening opus, #ThePowerInYou. pic.twitter.com/4kVTDV8eao
— Wempy Dyocta Koto (@wempydyoctakoto) September 5, 2014
😀 RT @AgungBaskoro: kamu harus hidup berdasarkan hasil keputusan & pemikiranmu sendiri #ThePowerInYou zuper zekali! pic.twitter.com/cKoidWUvVP — Ollie Salsabeela.com (@salsabeela) September 2, 2014
Grateful to have students and teachers of @smkitaco using my book #ThePowerinYou in the classroom! cc @GagasMedia pic.twitter.com/NQhZXK50J4
— Ollie Salsabeela.com (@salsabeela) August 21, 2014
Alhamdulillah betapa baiknya senior-seniorku @helvy @ipphoright @h_elshirazy ikut support buku #ThePowerinYou pic.twitter.com/egCGBiQk3D — Ollie Salsabeela.com (@salsabeela) October 14, 2014
Leave a Reply