Senang sekali hari Senin, tgl 22 Februari 2010 kembali diundang oleh MarkPlus Inc. dan Pak Hermawan Kartajaya untuk ikutan Power Lunch. Kali ini saya datang lebih cepat dan sempat ngobrol-ngobrol dengan Mas Hendy Setiono dan Kristiono Setiyadi. Keduanya adalah salah dua dari 22 orang pemuda yang ikutan memasukkan ‘mimpi’-nya ke dalam Time Cube.
Apa pula itu Time Cube? Ya, basically Pak Hermawan membuat tempat kubus dimana para pemuda brilliant harapan bangsa ini bisa memasukkan mimpinya untuk Indonesia 2020. Diharapkan 10 tahun lagi, Time Cube itu bisa dibuka kembali untuk dibacakan isinya dan melihat apakah udah terwujud apa belum. Kira-kira begitu ๐ Good idea Pak, langkah awal dalam mewujudkan mimpi adalah dengan menuliskannya. Way to go!
Di Power Lunch kali ini Pak Hermawan membahas tentang Youth alias pemuda. Yang disebut pemuda di sini adalah yang berumur 16 – 30 tahun. Tentu saja saya masih masuk ๐ Dalam acara ini, pakaian Pak Hermawan sangat casual dengan t-shirt, yah… jadi saltum deh dengan batik yang rapi jali a la orang ‘dewasa’. Tau gitu pake kaos GantiBaju aja kesana *lirik @unwinged
Pak Hermawan membuka acara dengan lagu ‘I Have a Dream‘. Kita semua disuruh menyanyikan lagu ini biar semangat ๐ Kemudian Pak Hermawan pun membuka diskusi. Kali ini dibahas tentang peranan Youth dalam bidang sosial, politik, art, sport dan business. Tamu-tamu yang diundang juga datang dari kelima kategori tersebut.
Sosial & Politic
Tere @teretorial , artis yang kini berkiprah di bidang politik, menjelaskan kenapa ia memilih politik. Mungkin pilihan Tere untuk berpolitik tidak sama dengan pilihan pemuda lain yang memilih bidang musik, bisnis ataupun olahraga. Tapi intinya tetap sama, mereka ingin membantu bangsa sesuai dengan panggilan jiwa masing-masing.
Music
Contohnya seperti Sandhy Sandoro, pemenang New Wave 2009 di Latvia. Di akhir acara Power Lunch, video-nya saat tampil dipanggung ditampilkan. Wah, suaranya keren banget. Bule-bule juga pada berdecak kagum dan geleng-geleng lihat dia nyanyi hehe. Sandhy sudah membantu memperbaiki nama Indonesia di mata dunia dengan caranya sendiri.
Bisnis
@Pandji datang juga loh, kali ini ia duduk di depan, di samping Pak Ciputra yang legendaris. Pak Ciputra yang masih kelihatan segar dan bersemangat di usia yang ke-78 benar-benar menjadi inspirasi untuk membangun semangat entrepreneurship di Indonesia. Pak Hermawan sendiri terinspirasi untuk menjadi entrepreneur 20 tahun yang lalu, karena Pak Ciputra, Pak Dahlan Iskan dan Pak Putera Sampoerna.
Kata Pak Ci, pemerintah sekarang sudah memasukkan entrepreneur dalam kurikulum nasional. Berarti pemerintah sudah mengerti betapa pentingnya pemuda yang berjiwa entrepreneur untuk menghasilkan lapangan pekerjaan, bukan sekedar mencari pekerjaan seperti yang banyak terjadi sekarang.
Tapi sebenarnya sekolah itu perlu apa nggak sih? Pak Hermawan langsung menembak Hendy Setiono, pemilik 600 outlet dan menaungi 1000 orang karyawan lebih, padahal kuliahnya S1-nya di ITS aja nggak lulus. Menurut Mas Hendy, guru terbaik adalah dari pengalaman nyata di lapangan. Awalnya ia memulai dengan modal nekat untuk memulai bisnis Kebab Turki Baba Rafi. Padahal, ia sendiri belum pernah ke Turki, baru ke Turki tahun lalu setelah bisnisnya sukses ๐ Jadi buat yang mau memulai bisnis, jangan banyak alasan, go for it aja ๐
Entrepreneur muda yang jadi kebanggaan juga antara lain Mbak… siapa ya namanya ada yang bisa bantu… menurut Pak Ci, ia super entrepreneur. Mulai dari kerja sambilan di software house, hingga buka bisnis sendiri tahun 2004. Dia sole distributor untuk Samsung dan Acer. Omzet sampai 1,8 Trilliun Rupiah. Pak Ci langsung bilang kalo dirinya, bayar pajak aja 1 Trilliun. Hehehe iya deh, kalo Pak Ci sih nggak ada yang ngalahin hihi
IT
Kristiono Setiadi, pemenang Yahoo! SEA Hack Day, bilang kalau mimpinya adalah membuat Indonesia bisa jadi Silicon Valley-nya Asia. Ternyata pernyataannya itu langsung diamini oleh Bupati Cimahi yang menginginkan Cimahi menjadi kota IT. Wah klop dong berarti, kata Pak Hermawan, “Langsung kasih rumah, Pak! Biar Kristiono betah di Cimahi. Sama kayak Ubud dan Antonio Blanco!”
Gubrak haha.
Sport
Mantan pemain bulutangkis, Mas Sigit, ditanya sama Pak Hermawan gimana dukungan pemerintah sama atlet-atlet yang berprestasi. Katanya sih memang pemerintah nggak banyak kontribusi. Namun Mas Azrul Ananda, yang adalah putra Dahlan Iskan dan pendiri DBL (DetEksi Basketball League) liga basket SMP/SMA terbesar di Indonesia, bilang kita nggak usah tergantung dengan pemerintah. Ia membuat sistem kompetisi olahraga jadi profesional sehingga nggak tergantung pemerintah. Saat ini DBL adalah liga olahraga terbesar setelah sepakbola. Mereka membuat keuntungan non sponsorship, seperti penonton harus bayar dan licensing. Nice, mas!
Selanjutnya bergantian, tamu-tamu dalam Power Lunch (semua orang-orang hebat), mengemukakan mimpi dan pendapatnya:
- Johny Rahmat, Harley Davidson, I have a dream: banyak pemuda yg kuat, pintar, disiplin dan mampu jd pemimpin yg mampu bertindak
- Adib Hidayat, Rolling Stone, kita perlu mendokumentasikan karya musik Indonesia
- Danny Oei, Kaskus, kekurangan kita adalah talent plus branding
- Yoris, indonesia creative entrepreneur tiap tahun selalu adaย finalis dari Indonesia. Kita sudah mulai disegani oleh dunia. Yang kita perlu: fasilitasi
- Pitra said kebanyakan kontribusi positif nggak diangkat oleh media. Padahal pemuda juga banyak yang bermanfaat diketahui melalui FB/Twitter
- Ibu Mimi, dari Tunanetra Foundation, bertugas melakukan audit untuk gedung apakah udah cukup perlengkapan untuk orang-orang dengan disability. Beliau menyampaikan bahwa disability is a part of uniqueness. Part of Bhinneka Tunggal Ika. Adalah bagian dari masyarakat. Ini yang belum banyak disadari oleh kita semua.
I also have a my own dream:
I have a dream that more Indonesian woman could achieve their dreams through basic education, more books and more internet connection everywhere, so they can teach their children on how to dream BIG and eventually improve their life.
More details on the event, please read here:
So, what’s your dream & vision for Indonesia?
Leave a Reply