Moslemorphosis. “Menarik!” Pikir saya, saat diundang Yulia Rahmita untuk sharing di acara perkenalan anggota baru Youth Islamic Study Club (YISC), Al-Azhar yang juga disponsori oleh Kutukutubuku.com.
Sudah lama saya tidak melihat begitu banyak orang berjilbab dalam satu ruangan (ketauan nggak pernah ikut pengajian), mereka datang salah satunya untuk mendengarkan saya juga. Wow, what should I say to all these enthusiast young moslem?
Saya ditanya tentang bagaimana saya bisa berubah, dari anak yang super pemalu yang kalau jalan selalu nunduk, hingga menjadi seperti sekarang ini yang penuh percaya diri. Prosesnya bagaimana?
Hmm… menurut analisa terhadap kehidupan sendiri, inilah hal-hal yang mempengaruhi cara berpikir saya:
Ambil Pengalaman Terbaik
Selama berpindah-pindah pulau, saya tidak merengek pada orang tua saya untuk pindah ke Jawa, dimana segalanya lebih mudah. Instead, saya beradaptasi dengan teman-teman, mempelajari budaya masing-masing daerah dan mengambil sisi terbaik dari setiap daerah yang saya kunjungi. Di Kupang, saya belajar untuk menjadi tough. Nggak cengeng (kebawa sampai sekarang). Sebelum anak-anak perkotaan Jakarta mengenal ‘anjing’ sebagai bahasa ‘gaul’, dari dulu kata itu sudah populer di Kupang hehe. Jadi kebayang, mau nggak mau jadi tertempa untuk tahan banting.
Say Yes to Opportunities
Saya hampir melewatkan kesempatan saya untuk menjadi penulis karena malas datang ke kantor Jakarta School di Ciputat untuk mengikuti ujian penerimaan beasiswa. Maklum, Ciputat menurut saya ada di ujung dunia 😛 Tapi akhirnya saya berhasil melawan rasa malas dan takut nyasar itu. Kalau nggak, saya sekarang mungkin masih harus berjuang menembus dunia penulisan 😉
List Your Goals and Stay Focus
Tulis apa saja yang ingin kamu capai selama 5 tahun ke depan. It works. I remember I wrote what I want to do and want to become in 5 years, and read it out loud in front of my friends at Jakarta School. They laugh at my ‘become a famous writer and people start wanting my autographs’ dream. Yes, it was pretty funny, I laugh at my dream as well, but surely, now it sort of came true 😛
Find a Friend & a Mentor that Share the Same Vision
Dulu, saat kuliah saya berteman dengan Irman Fauzi karena ketertarikan kami yang sama dengan pembuatan website. Saya belajar banyak dari Irman, pelajaran yang mungkin tidak saya dapatkan dari pelajaran kuliah saja. Saat saya baru memulai Kutukutubuku.com juga saya banyak ngobrol dengan Pak Nukman Luthfie, sampai sekarang beliau tetap mentor tempat saya belajar. Angeline Anthony, partner bisnis saya, juga termasuk dalam kategori teman yang memiliki visi yang sama dengan saya. Kedua elemen tersebut, teman dan mentor yang satu visi, menurut saya sangat membantu saya mencapai tujuan.
Networking & Small Talk
Dulu, waktu kecil kalau ada tante yang nanya, “Namanya siapaaa??” Saya pasti akan bungkam dan ngumpet entah kemana. Begitu juga pas teenager kalau diajak orang tua jalan dan ketemu teman-temannya, duuh, males banget, yang ada saya akan diam seribu bahasa dan mojok baca buku! Sampai sekarang saya memang masih males berbasa basi (maklum introvert, sangat bertentangan dengan suami saya yang, ehm, suka kebanyakan ngomong hihi), tapi sekarang saya sudah jauh mendingan. Saya sadar 100% pentingnya menjalin networking dan ngobrol-ngobrol dengan teman baru yang kita temui di berbagai events. Opportunities datangnya dari sini!
Lihat Peluang + Action
Nggak tau sejak kapan, tapi saya terbiasa bertindak cepat. Eh, is it suppose to be a good thing? Hehe. Terlalu banyak memikirkan kemungkinan, jadi malah batal biasanya. Kutukutubuku.com adalah satu contoh hasil betapa senangnya saya bertindak cepat. Tepat 2 bulan setelah pembicaraan awal, kita sudah langsung online. Yang paling baru, adalah saat adik ipar saya kebingungan mengupdate blog gratisan miliknya yang membahas tentang masakan. Karena saya melihat peluang di balik hobi-nya, saya buatkan blog AkuSukaMasak.com untuknya dalam 1 jam, termasuk diskusi tentang nama resep terbaru yang ia buat Boeufu de la Maison dan foto-in hasil masakannya. No fuss, just action. That’s how I like it 😉
Ok, cukup tentang saya, sekarang giliran kamu yang cerita, apa pengalaman yang merubah hidup kamu selamanya?
Baca juga cerita Eycha, salah satu anggota baru yang ikutan acara YISC Moslemorphosis
Leave a Reply